Pages

Subscribe:

Sabtu, 04 Februari 2012


Bandara Sultan Iskandar Muda
1024 x 768 - 162k - jpg
skyscrapercity.com






Bandara Banda Aceh
Bandara Sultan Iskandar Muda adalah sebuah bandar udara untuk melayani Kota Banda Aceh dan sekitarnya, yang terletak di wilayah Kabupaten Aceh Besar, Provinsi Aceh. Bandara ini dikelola oleh PT Angkasa Pura II, untuk melayani rute domestik dan internasional, Saat ini sudah ada satu penerbangan internasional, yaitu Air Asia ke Kuala Lumpur.
Maskapai
1.      Garuda Indonesia (Jakarta)
2.      Jatayu Airlines (Medan) [mengakhiri operasinya]
3.      Lion Air (Jakarta)
4.      Sriwijaya Air (Jakarta)
5.      Pelangi Air (Meulaboh)
6.      Air Asia (Kuala Lumpur)


Referensi
   1.   Kompas Cyber, 6 Agustus 2005. Bandara Sultan Iskandar Muda Belum Layani Penerbangan Luar Negeri Bandar udara internasional sultan iskandar muda akan segera diperluas dan menempati gedung baru yang jauh lebih besar dari bandara polonia medan.
Pranala luar
2.      Keterangan tentang Bandara Sultan Iskandar Muda di situs Dirjen Perhubungan Udara l • b • s Bandar Udara di Indonesia

Sejarah Bandara
Bandar Udara Sultan Iskandar Muda Banda Aceh terletak pada 05 31’ 01” LU dan 095 25’ 12” BT, dengan ketinggian 19, 6 m dari permukaan laut. Bandar Udara Sultan Iskandar Muda dibangun oleh Pemerintah Jepang pada tahun 1943. Saat itu Bandar Udara memeliki panjang1400 meter dan lebar 30 meter yang berbentuk huruf T dari ujung Selatan membujur dari Timur ke Barat.
Pada tahun 1953 Bandar Udara Sultan Iskandar Muda (saat itu masih bernama Bandar Udara Blang Bintang) dibuka kembali oleh Pemerintah Republik Indonesia untuk keperluan pendaratan pesawat. Landasan yang digunakan hanya landasan yang membujur dariSelatan ke  Utara yang panjangnya 1400 meter. Saat itu pesawat yang pertama mendarat adalah pesawat Dakota, pada tahun ini , fasilitas sisi darat hanya terdapat bangunan kayu yang memakai atap rumbia. Beberapa tahun kemudian ditambah dengan pendaratan pesawat jenis Convair 240. Tahun 1968, Bandar Udara mengalami perkembangan dengan perpanjangan landasan menjadi 1850 meter dengan lebar 45 meter, sertaAppron 90 x 120 meter, sehingga telah mampu didarati oleh pesawat-pesawat berukuran besar seperi F. 28.
Tahun 1993/1994 Bandar Udara Sultan Iskandar Muda kembali mengalami perkembangan berkaitan dengan akan diselenggarakan MTQ Nasional dengan perpanjangan landasan menjadi 2250 x 45 meter, sehingga dapat didarati jenis pesawat DC-9/B-737 serta didukungdengan pemasangan sebuah Radar yang terletak di Gunung Linteung yang berjarak lebih kurang 14 Km dari Bandar Udara.
Pada tanggal 9 April 1994 Bandar Udara Sultan Iskandar Muda bergabung dengan PT (Persero) Angkasa Pura II, berdasarkan Surat Menteri Keuangan No. 533/MK.016/1994 dan Surat Menteri Perhubungan No. A. 278/AU.002/SKJ/1994

Usulan Perubahan Nama Bandara
 Seiring dengan waktu, Bandara ini terus dilakukan peningkatan serta pengembangan, dan yang terakhir pada tahun 2000, untuk pendaratan pesawat setingkat Air Bus A330, sebagai Bandara Embarkasi Haji.
Tahun 2003 Pemerintah Daerah (Pemda) berkeinginan untuk meningkatkan Pembangunan Bandara Sultan Iskandar Muda untuk pendaratan Pesawat Setingkat Boeing 747, yang sesuai dengan Master Plan yang telah disahkan oleh Menteri Perhubungan. Master Plan ini dijadikan  "Rencana Induk" untuk Pembangunan Bandar Udara Sultan Iskandar Muda sampai saat ini. Dan dimulai dengan pembebasan tanah secara bertahap oleh Pemda sesuai kebutuhan Master Plan.
Pada Tahun 2005, PT.(Persero) Angkasa Pura II, telah melaksanakan pembangungan Terminal Penumpang Tahap I (satu). Kemudian pasca bencana alam Tsunami, dalam rangka penanganan bencana alam di Provinsi NAD dan Nias, telah dibentuk Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR) Aceh-Nias untuk penanganan Rehab- Rekon. Salah satu Program BRR NAD-Nias adalah peningkatan dan pengembangan Bandara Sultan Iskandar Muda menjadi Bandara Internasional yang telah dimulai sejak tahun 2006 sampai saat ini.

Penunjang Bandara
Fasilitas Penunjang Bandara Rendani Memprihatinkan  Ketua Intelektual Arfak, Lasarus Indow SP MM, Rabu (22/7), mengatakan kondisi fasilitas penunjang di bandara udara Rendani sangat memprihatinkan. Ia mengatakan, fasilitas yang ada di bandara saat ini tidak berfungsi secara maksimal, seperti mesin untuk mengecek barang bawaan serta pengunjung atau penumpang yang masuk kedalam bandara. Oleh karena itu diharapkan kepada pemerintah, khususnya instansi teknis agar memperhatikan kondisi bandara Rendani terutama peralatan vital bandara, untuk menjaga keamanan bandara serta penerbangan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar