Pages

Subscribe:

Sabtu, 04 Februari 2012

Pengertian Pondasi


PENGERTIAN PONDASI
Pengertian umum untuk Pondasi Rumah adalah Struktur bagian bawah bangunan yang berhubungan langsung dengan tanah, atau bagian bangunan yang terletak di bawah permukaan tanah yang mempunyai fungsi memikul beban bagian bangunan lainnya di atasnya.
Pondasi harus diperhitungkan untuk dapat menjamin kestabilan bangunan terhadap beratnya sendiri, beban - beban bangunan (beban isi bangunan), gaya-gaya luar seperti: tekanan angin,gempa bumi, dan lain-lain. Disamping itu, tidak boleh terjadi penurunan level melebihi batas yang diijinkan. Agar kegagalan fungsi pondasi dapat dihindari, maka pondasi bangunan harus diletakkan pada lapisan tanah yang cukup keras, padat, dan kuat mendukung beban bangunan tanpa menimbulkan penurunan yang berlebihan. Pondasi merupakan bagian struktur dari bangunan yang sangat penting, karena fungsinya adalah menopang bangunan diatasnya, maka proses pembangunannya harus memenuhi persyaratan utama sebagai berikut:
  • Cukup kuat menahan muatan geser akibat muatan tegak ke bawah.
  • Dapat menyesuaikan pergerakan tanah yang tidak stabil (tanah gerak)
  • Tahan terhadap pengaruh perubahan cuaca
  • Tahan terhadap pengaruh bahan kimia
MACAM PONDASI
Pondasi dangkal ( shallow foundation ) adalah Pondasi yang digunakan bila letak tanah kerasnya berada dekat dengan permukaan tanah, yang kedalaman pondasi kurang atau sama dengan lebar pondasi. Pondasi dangkal terdiri dari : Pondasi telapak, cakar ayam, sarang laba-laba, gasing, grid, dan lain-lain.
Pondasi dalam ( deep foundation ) adalah Pondasi yang digunakan bila letak tanah kerasnya berada jauh dengan permukaan tanah, yang kedalaman pondasi lebih dalam dari ukuran lebar pondasi. Pondasi dalam terdiri dari : Pondasi sumuran, tiang, kaison.
Suatu jenis pondasi mempunyai karakteristik penggunaan tertentu. oleh karena itu, dalam mendisain pondasi perlu dibuat alternatif yang kemudian dipilih alternatif yang terbaik berdasarkan kriteria secara teknis,kemudahan pelaksanaan, ekonomis, dan dampak lingkungan.
Agar dapat hasil yang baik maka perlu mempunyai pengetahuan tentang permasalahan pondasi.
RENOVASI PONDASI
Tahukah anda bahwa terkadang anggaran renovasi rumah adalah lebih mahal dari membangun rumah dari awal. Logika sederhananya adalah adanya tambahan biaya berupa pekerjaan bongkaran dan perbaikan didalamnya. Misalnya, bila kita ingin menambah tingkat rumah kita, maka pekerjaan bongkaran lantai tidak bisa dihindari, karena kita harus menggali untuk tempat pondasi baru pendukung struktur lantai 2.
Jika pondasi pada bangunan lama tidak diketahui, pada saat renovasi konstruksi, maka kita harus menggali dan melihat apakah pondasinya memungkinkan untuk 2 lantai. Jika pondasi lama hanya untuk struktur 1 lantai maka dapat dilakukan perkuatan-perkuatan setempat atau di lapangan sering disebut pondasi suntik. Ini menyebabkan bangunan lama harus dibongkar pada titik-titik tertentu sebagai tempat pondasi baru pendukung struktur bahkan sebagian area lantai dan dinding juga perlu akan perlu dibongkar. Bisa dibayangkan, jika di ruangan 3×3 terdapat galian untuk 4 titik pondasi di setiap pojok ruangan, maka hampir seluruh lantai dibongkar.
Pondasi yang paling umum dipakai adalah pondasi strous yang dihubungkan dengan poor , yang mana letak poor persis dibawah kolom yang menyokong lantai 2. Selain itu juga bisa memakai Pondasi Borepile. Teknik ini banyak digunakan pada hampir semua jenis tanah dan bangunan. Teknik ini mempunyai daya dukung beban tidak hanya pada ujung penampang borepile,
tetapi juga pada semua sisi-sisi luarnya (gaya gesek). Proses pengerjaannya sebagai berikut:
  1. Titik pondasi di bor terlebih dahulu, menggunakan mesin boredpile, sampai kedalaman tanah keras. Diameter lubang, sesuai perhitungan bobot beban bangunan. Untuk Pondasi strauss, cukup memakai bor tangan, mengingat mesin bor cukup besar dan perlu manuver untuk memutarnya
  2. Besi beton yang sudah dirangkai, dimasukkan kedalam lubang bor.
  3. Pemasangan Pipa tremi (penyalur semen beton).
  4. Pengecoran / Penuangan semen beton kedalam lubang bor melalui pipa tremi, mulai dari dasar lubang menuju keatas. Bersamaan dengan penuangan beton cor, pipa tremi ikut juga dicabut perlahan mengikuti volume beton, sampai lubang bor penuh terisi padat.
Dengan teknik Pondasi Borepile atau pondasi strauss ini, pengeboran dan pengecoran langsung kedalam lubang. Sehingga memungkinkan seluruh tiang menyatu dengan tanah, akhirnya didapat kekuatan daya dukung menyeluruh.
MATERIAL
Disamping teknik strukturnya yang harus benar, mutu material pembuat pondasi dan beton juga harus berkwalitas. Karakteristik dan sifat beton sangat tergantung dari design campuran dan kwalitas bahan-bahan penyusunnya, setiap tahapan dalam proses produksi pondasi dan beton dilapangan memegang peranan penting dalam menghasilkan pondasi beton yang berkwalitas antara lain :
Pasir dan koral : Kesalahan penempatan dan penyimpanan material, dapat menyebabkan menurunnya kwalitas pondasi. Penempatan pasir dan koral harus sedemikian rupa jangan sampai tercampur oleh bahan-bahan lain. Selain itu penggunaan landasan untuk stok material sangat dianjurkan agar dapat mencegah terbawanya tanah saat pengambilan barang.
Semen : Dijaga agar tidak lembab, disimpan didalam ruangan atau gudang dan dibawahnya di beri landasan agar semen tidak langsung kena uap lantai, karena apabila uap mengenai semen, mengakibatkan kwalitas semen menurun dan sebagian akan mengeras, berubah menjadi butiran butiran kasar.
Persiapan dan Proses Pencampuran : Untuk menghasilkan beton dengan kwalitas yang seragam, bahan- bahan penyusun pondasi harus disiapkan dan ditakar dengan teliti karena akan mempengaruhi homogenitas campuran, pencampuran dapat dilakukan dengan cara manual atau mekanis, pencampuran manual yaitu menggunakan tenaga manusia dengan peralatan cangkul dan skop, disarankan untuk pekerjaan volume pondasi yang besar sebaiknya dilakukan dengan cara mekanis. Pencampuran mekanis yaitu dengan cara mixer (mollen), utnuk mendapatkan campuran yang baik diperlukan minimal 50 kali putaran mixer atau tidak kurang dari 1 menit untuk volume pengecoran 1 m3.
Kekentalan adukan : Harus disesuaikan dengan cara transportasi, cara pemadatan, jenis konstruksi yang bersangkutan dan kerapatan dari tulangan. Kekentalan tersebut bergantung pada berbagai hal. Jumlah dan jenis semen, nilai factor air semen, jenis dan susunan butir dari agregat serta bahan pembantu lain.
Pemadatan : Dilakukan sesaat setelah beton dituangkan, dengan tujuan untuk meminimalkan jumlah rongga yang terbentuk didalam beton sehingga beton mempunyai kekuatan yang tinggi. Dan menambah kekedapan air.
Perawatan beton : Sifat-sifat beton seperti kekuatan dan daya tahan akan bertambah dengan perkembangan umur beton, perkembangan ini akan sangat cepat pada umur awal dan berlangsung terus namun dalam kecepatan yang makin melambat. Hilangnya air yang terlalu cepat akan mengakibatkan lambatnya perkembangan mutu beton, dan juga volume beton menyusut mengakibatkan timbulnya tegangan tarik pada permukaan yang mongering, jika tegangan tarik ini terjadi sebelum beton mencapai kekuatan yang memadai maka akan timbul retak pada beton, disarankan sebelum beton mencapai umur dari setelah beton agak mongering sebaiknya di tutupi dengan karung/zak yang basah,digenangi air selama 2 minggu. Beton akan mencapai kekuatan maksimal yaitu pada umur 21 hari. Bila dikehendaki umur beton lebih cepat dapat menggunakan bahan campuran yang dikususkan untuk mempercepat umur beton

Tidak ada komentar:

Posting Komentar